SOAL!
1. Perbedaan ternak
ruminansia dan non ruminansia
2. Jelaskan
pengertian P = G + E
JAWAB :
1.
PERBEDAAN TERNAK
RUMINANSIA DAN NON RUMINANSIA
Ternak dapat berupa binatang yang telah
mengalami domestikasi. Ternak dapat dibagi menjadi ternak rumniansia, non
ruminansia (unggas) dan pseudoruminan (kuda dan kelinci). ayam, angsa, kalkun, atau itikdapat
digolongkan kedalam ternak non ruminansia (unggas) dan untuk sapi, kambing,
domba, kuda, dan kerbau masuk kedalam ternak ruminansia. Kali ini saya akan
membahas tentang perbadaan antara ternak ruinansia dan ternak non
ruminansia(unggas). Perbedaan antara ternak ruminansia dan non ruminansia
(unggas) dapat dilihat dari sistem pencernaannya, kebutuhan nutrisi, pakan
serta cara memanfaatkan pakan tersebut untuk berproduksi.
1.
PENGERTIAN
RUMINANSIA DAN NON RUMINANSIA
a.
Ruminansia
Ruminansia
merupakan binatang berkuku genap subordo dari ordo Artiodactyla disebut juga
mammalia berkuku. Nama ruminan berasal dari bahasa Latin "ruminare"
yang artinya mengunyah kembali atau memamah biak, sehingga dalam bahasa
Indonesia dikenal dengan hewan memamah biak. Hewan ruminansia umumnya herbivora
atau pemakan tanaman, sehingga sebagian besar makanannya adalah selulose,
hemiselulose dan bahkan lignin yang semuanya dikategorikan sebagai serat kasar.
Hewan ini disebut juga hewan berlambung jamak atau polygastric animal, karena
lambungnya terdiri atas rumen, retikulum, omasum dan abomasum. Rumen merupakan
bagian terbesar dan terpenting dalam mencerna serat kasar.
b.
Non
Ruminansia (unggas)
Ternak
nonruminansia tergolong pada ternak monogastrik, yaitu ternak yang memiliki
lambung tunggal. Sistem perncernaan ternak ini tidak sempurna dibandingkan
dengan ternak ruminansia.
2.
PAKAN
Bahan pakan biasanya dibedakan untuk
ternak ruminansia dan non ruminansia, karena adanya perbedaan dalam system
pencernaan kedua jenis ternak tersebut. Berbeda halnya dengan ternak
ruminansia, ternak non ruminansia mempunyai kemampuan yang sangat terbatas
dalam mencerna bahan pakan berserat kasar tinggi. Pakan untuk ternak ruminansia
adalah hijauan sedangkan untuk ternak non ruminansia (unggas) berupa
biji-bijian.
Terdapat perbedaan yang sangat mendasar
antara ternak non-ruminansia dan ruminansia dalam menggunakan zat makanan
sebagai sumber energi. Sumber energi utama untuk ternak non-ruminansia (seperti
unggas, babi) adalah BETN, sedangkan sumber energi utama untuk ternak
ruminansia adalah serat kasar.
Perbedaan dasar antara ternak ruminansia
dan non ruminansia pada metabolisme sumber energi berupa karbohidrat dan
protein, oleh karena adanya mikroorganisme (bakteri, protozoa dan fungi) di
dalam rumen dan retikulum ruminansia. Pada ruminansia, karbohidrat mengalami
fermentasi oleh mikroba membentuk VFA (volatile fatty acids = asam lemak
terbang) dan produk ini merupakan energi utama untuk ruminansia.
Perbedaan antara ruminansia dan
non-ruminansia dalam metabolisme energi yang berasal dari lemak adalah ternak
non-ruminansia hanya dapat memanfaatkan senyawa lemak sederhana (trigliserida),
sedangkan ruminansia dapat memanfaatkan senyawa yang lebih kompleks seperti
fosfolipid (lesitin). Pada ternak non-ruminansia, trigliserida dimetabolis
menjadi asam-asam lemak bebas dan bersama-sama garam-garam empedu membentuk
misel, terus masuk ke usus dalam bentuk trigliserida dan bergabung bersama
β-lipoprotein membentuk kilomikron, kemudian masuk ke saluran limpa
Pada ruminansia, lesitin dimetabolis
menjadi lisolesitin, bersama asam-asam lemak bebas yang berasal dari
metabolisme senyawa lemak sederhana dan garam-garam empedu bergabung membentuk
misel, terus masuk ke usus dalam bentuk lesitin dan bergabung bersama
trigliserida dan lipoprotein membentuk kilomikron, kemudian masuk ke saluran
limpa
3.
MEKANISME
PENCERNAAN
a.
Ruminansia
Pakan yang telah
dikunyah di dalam mulut masuk ke dalam rumen melalui esophagus makanan disimpan
sementara dirumen. Selanjutnya, makanan menuju retikulum dan dicerna di
dalamnya. Makanan yang telah dicerna kemudian dikeluarkan kembali ke mulut. Didalam
mulut dikunyah kembali dan ditelan lagi ke retikulum, proses ini disebut
memamah biak. Selanjutnya makanan masuk ke omasum, di sini terjadi proses
penyerapan air. Selanjutnya makanan diteruskan ke abomasum (perut masam),
makanan yang sudah dicerna di abomasum akan akan diteruskan ke usus halus. Di
usus halus terjadi proses penyerapan sari-sari makanan, sisa-sisa makanan yang
tidak diserap dikirim ke usus besar. Setelah mengalami penyerapan air, sisa
makanan berupa ampas dikeluarkan melalui anus.
b.
Non
Ruminansia (unggas)
Unggas mengambil
makanannya dengan paruh dan kemudian terus ditelan. Makanan tersebut disimpan
dalam tembolok untuk dilunakkan dan dicampur dengan getah pencernaan
proventrikulus dan kemudian digiling dalam empedal. Tidak ada enzim pencernaan
yang dikeluarkan oleh empedal unggas. Fungsi utama alat tersebut adalah untuk
memperkecil ukuran partikel-partikel makanan.
Dari empedal,
makanan bergerak melalui lekukan usus yang disebut duodenum, yang secara
anatomis sejajar dengan pankreas. Pankreas tersebut mempunyai fungsi penting
dalam pencernaan unggas seperti halnya pada spesies-spesies lainnya. Alat
tersebut menghasilkan getah pankreas dalam jumlah banyak yang mengandung
enzim-enzim amilolitik, lipolitik dan proteolitik. Enzim-enzim tersebut
berturut-turut menghidrolisa pati, lemak, proteosa dan pepton. Empedu hati yang
mengandung amilase, mamasuki pula duodenum.
Bahan makanan
bergerak melalui usus halus yang dindingnya mengeluarkan getah usus. Getah usus
tersebut mengandung erepsin dan beberapa enzim yang memecah gula. Erepsin
menyempurnakan pencernaan protein, dan menghasilkan asam-asam amino, enzim yang
memecah gula mengubah disakharida ke dalam gula-gula sederhana (monosakharida)
yang kemudian dapat diasimilasi tubuh. Penyerapan dilaksanakan melalui villi
usus halus.
Unggas tidak
mengeluarkan urine cair. Urine pada unggas mengalir ke dalam kloaka dan
dikeluarkan bersama-sama feses. Warna putih yang terdapat dalam kotoran ayam
sebagian besar adalah asam urat, sedangkan nitrogen urine mammalia kebanyakan
adalah urine. Saluran pencernaan yang relatif pendek pada unggas digambarkan
pada proses pencernaan yang cepat (lebih kurang empat jam).
2.
HUBUNGAN P = G +
E
P = G + E
Ket
: P = Fenotipe/Produksi
G
= Genotipe/Genetik
E
= Environment/Lingkungan
-
P
: Fenotip
·
Tampilan
luar atau sifat yang muncul sebagai hasil ekspresi suatu gen.
·
Tampilan
produksi merupakan kerja bersama (interaksi) antara faktor genetik dan
lingkungan.
·
Jika
potensi gen (mutu genetik) ternak baik dan didukung oleh lingkungan yang
sesuai, maka produksi optimal.
·
Fenotip
TIDAK PERNAH MELAMPAUI potensi maksimal genotip.
-
G
: Genotip/Genetik
·
Genotip
merupakan susunan genetik yang ada pada individu.
·
Susunan
gen ini ada dalam setiap sel individu.
·
Gen ada yang mudah dipengaruhi oleh linkungan
dan ada pula yang sedikit dipengaruhi linkungan dalam mengekspresikan suatu
sifat/karakteristik.
-
E
: Environment/Lingkungan
·
Semua
faktor luar tubuh yang menentukan ekspresi gen atau menentukan fenotip.
·
Macam
lingkungan : temporer dan permanen.
·
Berinteraksi
dengan genotip untuk memunculkan suatu sifat.
·
Lingkungan
bisa bersifat alami dan buatan manusia (manipulasi).